Tuesday 28 February 2012
Manajemen Persediaan
Terdapat tiga jenis persediaan dalam perusahaan, yaitu (1) persediaan bahan baku, (2) persediaan barang dalam proses, dan (3) persediaan barang jadi. Penyebab timbulnya persediaan tersebut karena tidak sinkronnya permintaan dengan penyediaan dan waktu yang digunakan untuk memproses bahan baku. Untuk menjaga keseimbangan permintaan dengan penyediaan bahan baku dan waktu proses diperlukan persediaan. Oleh karena itu terdapat empat faktor yang dijadikan sebagai fungsi perlunya persediaan, yaitu faktor waktu, faktor ketidakpastian waktu datang, fungsi ketidakpastian penggunaan dalam pabrik dan faktor ekonomi.
Tujuan manajemen persediaan adalah untuk menyediakan jumlah bahan baku yang tepat, lead time yang tepat dan biaya minimum. Biaya persediaan didasarkan pada parameter ekonomis yang relevan dengan jenis biaya persediaan di dasarkan pada parameter ekonomis yang relevan dengan jenis biaya sebagai berikut:
1. Biaya pembelian (purchase cost), adalah harga per unit apabila item dibeli dari pihak luar atau biaya produksi per unit apabila diproduksi dalam perusahaan.
2. Biaya pemesanan (order cost/set-up cost), adalah biaya yang berasal dari pembelian pesanan atau biaya persiapan (set-up cost) apabila item diproduksi dalam pabrik.
3. Biaya penyimpanan (carrying cost/holding cost), adalah biaya yang dikeluarkan atas investasi dalam persediaan, biaya pemeliharaan persediaan, dan biaya investasi sarana fisik untuk menyimpan persediaan.
4. Biaya kekurangan persediaan (stockout cost), adalah konsekuensi ekonomis apabila terjadi kekurang dari luar perusahaan maupun dari dalam perusahaan.
Pertanyaan mendasar yang harus dijawab dalam sistem persediaan adalah “berapa banyak” (jumlah pemesanan) dan “kapan” melakukan pemesanan. Untuk menjawab kedua pertanyaan tersebut sangat tergantung pada parameter seperti: permintaan atau kebutuhan bahan baku, biaya persediaan dan tenggang waktu.
Jumlah pemesanan yang dapat meminimumkan total biaya persediaan dapat ditentukan dengan model Economic Order Quantity (EOQ) dengan formulasi sebagai berikut.
EOQ =
R = jumlah kebutuhan dalam unit
C = biaya pemesanan setiap kali pesan
H = biaya simpan per unit
CONTOH SOAL
PT Daya Manunggal mempunyai data per 31 Desember 1999 sebagai berikut:
Inventory of material awal (10.000 unit) Rp. 40.000.000
Pembelian material selama tahun 1999 Rp. 250.000.000 +
Material yang tersedia selama 1999 Rp. 290.000.000
Inventory of material akhir 1999 (10.000 unit Rp. 30.000.000
Cost of material used 1999 Rp. 260.000.000
Direct labour Rp. 150.000.000
FOH Rp. 100.000.000
Biaya pabrik Rp. 510.000.000 +
Inventory WIP awal Rp. 80.000.000
Rp. 590.000.000
Inventory WIP akhir Rp. 180.000.000 -
Cost of good manufacturing Rp. 410.000.000
Inventory finished good awal Rp. 200.000.000 -
Rp. 610.000.000
Inventory finished good akhir Rp. 50.000.000 -
Cost of sold Rp. 560.000.000
Data lain diketahui sebagai berikut:
1. Biaya setiap kali pemesanan material Rp. 1.250.000
2. Biaya simpan material 25% dari harga beli per unit
3. Harga material per unit Rp. 1.000
4. Lead time ditetapkan selama 2 minggu dan satu tahun 50 minggu.
Ditanyakan :
1. Jika rencana kebutuhan bahan baku untuk tahun 2000 sama dengan tahun 1999 dan biaya pemesanan, biaya simpan serta harga per unit material sama dengan tahun 1999, hitunglah berapa EOQ untuk tahun 200.
2. Jika safety stock sama besarnya dengan inventory awal tahun 1999 hitunglah ROP tahun 2000.
3. Buktikan dengan tabel bahwa pembelian dengan EOQ menanggung biaya paling kecil
Penyelesaian :
1. Inventory awal material = 10.000 unit
Pembelian awal material = 250.000 unit +
Material yang tersedia = 260.000 unit
Inventory akhir material = 10.000 unit -
Kebutuhan material = 250.000 unit
EOQ = = 2.500.000.000 = 50.000 unit
2. Kebutuhan selama leed time = x 2 = 10.000 unit
ROP = kebutuhan selama leed time + savety stock
ROP = 10.000 + 10.000 = 20.000 unit
3. | Frekuensi pembelian | 1 kali | 2 kali | 5 kali | 10 kali |
| Jumlah pembelian (unit) | 250.000 | 125.000 | 50.000 | 25.000 |
| Rata-rata persediaan (unit) | 125.000 | 62.500 | 25.000 | 12.500 |
| Biaya simpan (Rp) | 31.250.000 | 15.625.000 | 6.250.000 | 3.125.000 |
| Biaya pemesanan (Rp) | 1.250.000 | 2.500.000 | 6.250.000 | 12.500.000 |
| Total biaya (Rp) | 32.500.000 | 18.125.000 | 12.500.000 | 15.625.000 materi dari ibu satya maharani |
Manajemen Piutang
Piutang timbul akibat perusahaan menjual barangnya secara kredit. Kredit perdagangan akan menimbulkan pos aktiva piutang dagang (account receivable). Makin panjang jangka waktu pembayaran piutang atau lebih lama dari periode normal akan menaikkan jangka waktu penagihan, dan akibatnya adalah makin besarnya jumlah investasi dalam piutang dagang. Hal ini menunjukkan bahwa betapa pentingnya manajemen piutang dan kebijaksanaan penagihannya.
Jumlah piutang ditentukan oleh faktor (1) jumlah penjualan kredit, (2) rata-rata waktu penagihan yang sangat tergantung pada kondisi perekonomian dan (3) kebijaksanaan kredit. Kebijaksanaan kredit menyangkut standar kredit, persyaratan kredit dan kebijaksanaan penagihan. Standar kredit menyangkut resiko maksimum yang dapat ditolerir, persyaratan kredit menyangkut tentang lamanya kredit diizinkan dan persentase pemberian potongan pada pembayaran yang cepat.
Untuk dapat menilai resiko kredit, manajer keuangan atau manajer kredit mempertimbangkan berdasarkan prinsip 5C kredit, yaitu karakter (character), kemampuan (capacity), modal (capital), jaminan (collateral), dan kondisi (conditions).
Persyaratan kredit mencantumkan jangka waktu kredit dan jumlah potongan bila dibayar lebih awal, misalnya kepada pelanggan diberikan persyaratan "2/30 net 30" artinya akan diberikan potongan 2% apabila pelanggan dapat melunasi dalam waktu 10 hari, dan bila tidak memanfaatkan potongan tersebut seluruh tagihan harus dilunasi dalam waktu 30 hari. Jika dalam persyaratan dalam persyaratan hanya menyebutkan “net 60” berarti tidak ada potongan dan piutang harus dibayar dalam waktu 60 hari.
Jangka waktu kredit, perubahan jangka waktu kredit dan menaikkan penjualan tetapi investasi dalam piutang juga akan meningkat. Oleh karena itu manajer kredit perlu menentukan jangka waktu kredit optimum, yaitu titik dimana laba marginal karena kenaikan penjualan sama dengan biaya karena menaiknya piutang. peranan manajer kredit adalah meningkatkan penjualan yang menguntungkan agar nilai perusahaan naik dengan cara memberikan kredit kepada pelanggan secara layak.
CONTOH SOAL
PT Subur Makmur untuk tahun 1999 yang lalu berhasil menjual hasil produksi sebesar 45.000 unit dengan harga jual Rp. 9.000 per unit. Average cost pada penjualan tersebut Rp. 8.000 per unit. Variable cost Rp. 6.500 per unit. Tahun 2000 yang akan datang perusahaan merencanakan untuk menaikkan penjualan hingga menjadi 50.000 unit per tahun, oleh karena itu kebijakan kredit diubah dari 40 hair menjadi 72 hari. Biaya piutang ragu-ragu dari 1% menjadi 3% dan return on investment yang diharapkan sebesar 20%.
Ditanyakan :
1. Hitunglah besarnya fixed cost
2. Tambahan profit
3. Cost of marginal investment
4. Cost of marginal bad debt
5. Penilaian kebijakan perusahaan tersebut (mengubah kebijakan kredit)
Penyelesaian :
1. Total cost 45.000 x Rp. 8.000 Rp. 360.000.000
Variable cost 45.000 x Rp. 6.500 Rp. 292.500.000
Fixed cost Rp. 67.500.000
2. Penjualan 1999 Rp. 405.000.000
Variable cost Rp. 292.500.000 -
Marginal income Rp. 112.500.000
Fixed cost Rp. 67.500.000 -
Profit Rp. 45.000.000
Penjualan 2000 Rp. 450.000.000
Variable cost Rp. 325.000.000 -
Marginal income Rp. 125.000.000
Fixed cost Rp. 67.500.000 -
Profit Rp. 57.500.000
Tambahan profit = Rp. 57.500.000 - Rp. 45.000.000 = Rp. 12.500.000
3. Receivable turn over 1999 = = 9 kali
Total cost tahun 1999 Rp. 292.500.000 + 67.500.000 = Rp. 360.000.000
Average investment 1999 = = Rp. 40.000.000
Receivable turn over 2000 = = 5 kali
Total cost tahun 2000 Rp. 325.000.000 + 67.500.000 = Rp. 392.500.000
Average investment 1999 = = Rp. 78.500.000
Average investment 2000 Rp. 78.500.000
Average investment 1999 Rp. 40.000.000 -
Marginal investment Rp. 38.500.000
Cost of marginal investment = 200% x Rp. 38.500.000 = Rp. 7.700.000
4. Cost of bad debt 2000 (0,03 x Rp. 450.000.000) = Rp. 13.500.000
Cost of bad debt 1999 (0,01 x Rp. 405.000.000) = Rp. 4.050.000
Cost of marginal bad debt = Rp. 9.450.000
Cost of marginal investment Rp. 7.700.000
Cost of marginal bad debt Rp. 9.450.000 +
Total cost Rp. 17.150.000
5. Akibatnya terhadap rencana
Oleh karena tambahan profit yang diperoleh Rp. 12.500.000 lebih kecil dari total cost Rp. 17.150.000, maka rencana perubahan kebijakan kredit tersebut ditolak (rugi).
materi oleh ibu Satya Maharani
Modal Kerja (working capital)
Modal kerja (working capital) adalah investasi perusahaan dalam jangka pendek yang melekat pada aktiva lancar seperti kas, surat-surat berharga, piutang dan persediaan. Modal kerja bersih (net working capital) adalah selisih antara piutang dengan hutang lancar di atas hutang lancar. Termasuk dalam hutang lancar adalah hutang dagang, hutang bank, hutang promis, hutang upah, hutang pajak dan hutang jangka pendek lainnya.
Siklus arus kas ditentukan oleh tiga faktor dasar, yaitu (1) periode konversi (pengubahan) persediaan yang merupakan indikator waktu yang diperlukan perusahaan untuk mengkonversikan persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi menjadi barang yang dijual kepada konsumen, (2) periode konversi piutang yang merupakan indikator waktu yang diperlukan untuk mengkonversi piutangnya menjadi kas, (3) periode penundaan pembayaran. Dengan kata lain faktor pertama dan kedua menunjukkan lamanya dana perusahaan terikat dalam persediaan dan piutang, sedangkan faktor ketiga menunjukkan lamanya perusahaan menggunakan dana suplier barang sebelum saat keharusan membayar secara tunai.
Contoh soal berikut akan memberikan kejelasan tentang bagaimana manajer keuangan mengelola modal kerja secara baik.
Baker company mempunyai neraca pada akhir tahun 1998 sebagai berikut:
Debit | | Kredit | |
Current assets | Rp 6.000.000 | Current liabilities | Rp 3.000.000 |
Fixed assets | Rp 18.000.000 | Long tern debt | Rp 21.000.000 |
Total assets | Rp 24.000.000 | Total liabilities | Rp 24.000.000 |
Ditanyakan:
1. Hitunglah
a. Profit on total assets (rate of return)
b. Financing cost
c. Current ratio
d. Jika are of return on current assets 8%, rate of return on fixed assets 20%, Cost of current liabilities 12% dan Long tern debt 16%.
2. Seandainya perusahaan ingin menurunkan net working capital sebesar Rp 1.000.000,-. Penurunan disebabkan berkurangnya current assets atau bertambahnya current liabilities. Berdasarkan perhitungan (1a dan 1b) manakah yang lebih baik, menurunkan current assets atau menaikkan current liabilities.
Penyelesaian:
1. Rate of return on current assets 8%xRp 6.000.000 = Rp 480.000
Rate of return on fixed assets 20%xRp18.000.000 = Rp 3.600.000 +
Total profit = Rp 4.080.000
a. Rate of return on total assets = = 17%
Cost of current liabilities 12%xRp 3.000.000 = Rp 360.000
Cost of long term debt 16%xRp 21.000.000 = Rp 3.360.000 +
b. Total cost financing = Rp 3.720.000
c. Current ratio = = 200%
2. Menurunkan current assets
Rate of return on current assets 8%xRp 5.000.000 =Rp 400.000
Rate of return on fixed assets 20%xRp18.000.000 = Rp 3.600.000 +
Rate of return on total assets = = 17,39%
Current ratio = = 150%
Perbandingan hasil perhitungan
Item | Semula | Penurunan CA | Penurunan CL |
ROR on total assets | 17% | 17,39% | 17% |
Cost if financing | Rp3.720.000 | Rp 3.720.000 | Rp 3.600.000 |
Current ratio | 200% | 167% | 150% |
Kesimpulan:
Jika dilakukan penurunan current assets mengakibatkan rate of return meningkat 0,39%, dan cots of financial tetap, tetapi current ratio turun menjadi 167%.
Jika dilakukan penambahan current liabilities mengakibatkan rate of return tetap dan cots of financing turun, tetapi current ratio turun menjadi 150% yang mengakibatkan tingkat resiko lebih besar. Jadi lebih baik menambah current assets.
materi dari ibu satya maharani, FE. UM
Subscribe to:
Posts (Atom)