Tuesday 28 February 2012

PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL


PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL

A.    Pengertian Pendapatan Nasional

Pendapatan nasional yang merupakan salah satu indikator ekonomi makro, merupakan variabel penting guna mencari hubungan di antara variabel-variabel lain dalam ekonomi makro.
Pengertian tentang Pendapatan Nasional dari beberapa sudut pandang seperti dibawah ini:
·           Dari pengertian Produk Nasional Kotor (Gross National Produk)
Keseluruhan dari barang-barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu masyarakat di dalam waktu tertentu, biasanya dalam jangka waktu satu tahun, yang meliputi barang konsumsi dan barang investasi yang dinyatakandengan uang pada harga pasar yang berlaku
·           Dari pengertian Pendapatan Nasional Kotor (Gross National Income).  Keseluruhan pendapatan yang diterima oleh suatu masyarakat dalam jangka waktu satu tahun, pendapatan disisni meliputi balas jasa baik terdapat proses produksi secara langsung maupun untuk orang-orang yang tidak secara langsung ikut serta dalm proses produksi.

B.       Arti Penting Pendapatan Nasional

·           Merupakan tolak ukur tinggi rendahnya tingkat hidup dan kemakmuran suatu bangsa. Secara kuantitatif tingkat hidup atau kemakmuran suatu bangsa itu ditentukan oleh perbandingan antara jumlah pendapatan nasional dengan jumlah penduduknya.
·           Pendapatan Nasional Berguna untuk mengetahui struktur perekonomian suatu negara. Hal tersebut bisa dilihat dari sumbangan setiap sektor kegiatan ekonomi terhadap pembentukan pendapatan nasional.
·           Pendapatan Nasional berguna untuk menentukan dan kemudian menyusun berbgai kebijakan yang dipandang perlu. Dari sektor pertanian misalnya, dapat disusun berbagai kebijakan seperti pengadaan pangan, industri pupuk
·           Pendapatan nasional berguna untukmengetahui dan membandingkan kegiatan ekonomi masayarakat dari tahun ke tahun, hal ini kaitanya dengan gerak gelombang kehidupan ekonomi (konjungtur)













C.      Konsep Pendapatan Nasional

·      PDB/GDP (Produk Domestik Bruto/Gross Domestik Product)
Produk Domestik Bruto adalah jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu Negara selama satu tahun. Dalam perhitungannya, termasuk juga hasil produksi dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi diwilayah yang bersangkutan
·       PNB/GNP (Produk Nasional Bruto/Gross Nasional Product)
PNB adalah seluruh nilai produk barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat suatu Negara dalam periode tertentu, biasanya satu tahun, termasuk didalamnya barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat Negara tersebut yang berada di luar negeri.
Rumus
GNP = GDP – Produk netto terhadap luar negeri
·      NNP (Net National Product)
NNP adalah jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat dalam periode tertentu, setelah dikurangi penyusutan (depresiasi) dan barang pengganti modal.
Rumus :
NNP = GNP – Penyusutan
·      NNI (Net National Income)
NNI adalah jumlah seluruh penerimaan yang diterima oleh masyarakat setelah dikurangi pajak tidak langsung (indirect tax)
Rumus :
NNI = NNP – Pajak tidak langsung
·      PI (Personal Income)
PI adalah jumlah seluruh penerimaan yang diterima masyarakat yang benar-benar sampai ke tangan masyarakat setelah dikurangi oleh laba ditahan, iuran asuransi, iuran jaminan social, pajak perseorangan dan ditambah dengan transfer payment.
Rumus :
PI = (NNI + transfer payment) – (Laba ditahan + Iuran asuransi + Iuran jaminan social + Pajak perseorangan )
·       DI (Disposible Income)
DI adalah pendapatan yang diterima masyarakat yang sudah siap dibelanjakan oleh penerimanya.
Rumus :
DI = PI – Pajak langsung









D.      Cara Perhitungan Pendapatan Nasional

Pendekatan Produksi
Cara yang pertama dilakukan dengan menjumlahkan nilai tambah yang diwujudkan oleh berbagai sektor perekonomian.
Dengan memperhatikan tabel tersebut kita dapat mengetahui dan menghitung PDB suatu negara, melalui rumus :

Y = {(Q1P1) + (Q2P2) + (Q3P3) + (QnPn)}

 



















Pendekatan Pengeluaran

Dengan memperhatikan tabel tersebut kita dapat mengetahui dan menghitung PDB suatu negara, melalui rumus :

Y = C + I + G + (X - M)
 

Pendekatan Pendapatan

Sedangkan dengan pendekatan pendapatan kita dapat menghitung pendapatan nasional setelah mengelompokan faktor-faktor produksi dan pendapatannya :

Y = w + r + i + p

 




E.       Analisis Perhitungan Pendapatan Nasional

Pembahasan Pendapatan 2 Sektor
Yang dimaksud dengan perekonomian dua sektor adalah perekonomian yang terdiri dari sektor rumah tangga dan perusahaan. Ini berarti bahwa perekonomian ini tidak terdapat kegiatan pemerintah (G) maupun perdagangan luar negeri (X-M).


  1. Pada perekonomian dua sektor ini Perusahaan menggunakan faktor-faktor produksi tersebut memperoleh pendapatan berupa gaji dan upah, sewa, bunga dan untung.
  2. sebagian besar pendapatan yang diterima rumah tangga akan digunakan untuk konsumsi, yaitu membeli barang dan jasa yang di produksi oleh perusahaan
  3. sisa pendapatan rumah tangga yang dugunakan untuk konsumsi akan ditabung dalam institusi keuangan.
  4. pengusaha yang ingin melakukan investasi akan meminjam tabungan rumah tangga yang dikumpulkan oleh institusi keuangan.
KONSUMSI, TABUNGAN DAN INVESTASI
       I.            Konsumsi

Salah satu komponen Pendapatan Nasional adalah konsumsi. Fungsi konsumsi adalah sebuah fungsi yang menghubungkan laju pengeluaran konsumsi dengan tingkat Produksi Nasional atau Pendapatan Nasional. Di duga bahwa dengan bertambahnya Pendapatan Nasional akan bertambah pula jumlah konsumsi. apabila pendapatan kita bertambah maka pengeluaran konsumsi juga bertambah. namun pertambahan pengeluaran konsumsi ini tidak sebanyak pertambahan pendapatan, artinya tambahan pendapatan ini tidak atau belum tentu dihabiskan semua untuk konsumsi kecuali untuk orang-orang yang berpenghasilan rendah. Di negara-negara lain sudah banyak penelitian-penelitian belanja keluarga. Penelitian ini memperlihatkan bagaimana belanja konsumsi ini berubah-ubah sesuai dengan naik turunnya pendapatan keluarga. Penelitian yang sudah ada di Indonesia adalah perubahan proporsi belanja makanan dan bukan makanan dari seluruh jumlah uang yang dibelanjakan. Selanjutnya dari angka-angka Pendapatan Nasional juga kita dapat memperoleh gambaran perubahan konsumsi ini. Dengan naiknya Pendapatan Nasional atau Produk Nasional, naik pula pengeluaran konsumsi. 
Hal ini dapat dinyatakan dalam persamaan:

C = a + bY    atau    C = a + MPCY

dimana:
C         = tingkat konsumsi
a         = konsumsi otonomus
b/mpc  = marginal propensity to consume
Y         = pendapatan disposable (pendapatan yang siap dibelanjakan)
Besarnya MPC dapat diperoleh dengan formula berikut:

MPC atau Marginal Propensity to Consume ini menunjukkan berapa perubahan dalam pengeluaran konsumsi apabila pendapatan bertambah sebesar satu satuan.

    II.            Tabungan

Pendapatan disposable dapat dipergunakan untuk dua hal, yaitu pengeluaran konsumsi dan sisanya tabungan. Tabungan berarti pendapatan yang tidak dibelanjakan untuk keperluan konsumsi. Tabungan ini bukan suatu konsep sisa, setelah semua keperluan konsumsi dipenuhi meskipun dalam jumlah memang berarti demikian melainkan suatu pilihan antara membelanjakannya atau tidak. Orang-orang yang kaya akan dengan mudah menyisihkan sebagian pendapatannya untuk tabungan. Tetapi bagi orang miskin mungkin semua pendapatannya dihabiskan untuk konsumsi. Atau mungkin pula malah pengeluarannya lebih besar daripada penerimaannya alias berhutang. Keadaan ini dinamai tabungan negatif atau dissaving. Seseorang dapat mempunyai tabungan negatif pada suatu saat tertentu, tetapi tidak dapat terus menerus berhutang. Karena untuk kelompok miskin itu semua pendapatan dibelanjakan, maka dalam analisa belanja keluarga pengeluaran ini sering dipakai sebagai pengganti pendapatan. Dengan kata lain untuk angka-angka pendapatan digunakan angka-angka pengeluaran. Penggantian ini hanya tepat, untuk golongan berpendapatan rendah, untuk golongan berpendapatan tinggi pendapatan tidak sama dengan pengeluaran karena ada sebagian yang ditabung. Tingkah laku tabungan ini diduga berhubungan erat dengan suku bunga dan Pendapatan Nasional.

Y = C + S Sehingga    S = Y – C
Fungsi Konsumsi dan Tabungan

Dari persamaan tersebut di atas dapat dijelaskan pengertian fungsi konsumsi dan  tabungan sebagai berikut.
1.                  Fungsi konsumsi adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan di antara tingkat konsumsi rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan nasional (pendapatan disposibel) perekonomian tersebut.
2.                  Fungsi tabungan adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan di antara tingkat tabungan rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan nasional (pendapatan disposibel) perekonomian tersebut
Fungsi konsumsi: C = a + bYd
Fungsi tabungan:

Yd = C + S
Yd = (a + bYd) + S
S = -a + (i - b) Y
dimana:
a    =    konsumsi rumah tangga secara nasional pada saatpendapatan nasional sama dengan nol (0)
b    =    kecondongan konsumsi marjinal (MPC)
c    =    tingkat konsumsi
S    =    tingkat tabungan
Y    =    tingkat pendapatan nasional
Faktor – Faktor Yang Menentukan Konsumsi dan Tabungan
1.                   Kekayaan yang Telah Terkumpul.
2.                   Tingkat Bunga.
3.                   Sikap Berhemat.
4.                   Keadaan Perekonomian.
5.                   Distribusi Pendapatan.
6.                   Tersedia Tidaknya Dana Pensiun yang Mencukupi.

III.                    Investasi

a)        Investasi

       Investasi yang lazim juga disebut dengan istilah "penanaman modal atau pembentukan modal" merupakan komponen kedua yang menentukan tingkat pengeluaran agregat. Pada praktiknya yang digolongkan sebagai investasi (pembentukan modal atau penanaman modal) meliputi pengeluaran/pembelanjaan sebagai berikut:
1.                  Pembelian berbagai jenis barang modal, yaitu mesin--mesin dan peralatan produksi lainnya untuk mendirikan berbagai jenis industri dan perusahaan.
2.                  Pembelanjaan untuk membangun rumah tempat tinggal, bangunan kantor, bangunan pabrik dan bangunan-bangunan lainnya.
3.                  Pertambahan nilai stok barang-barang yang belum terjual, bahan mentah dan barang yang masih dalam proses produksi pads akhir tahun penghitungan pendapatan nasional.
Jumlah dari ketiga jenis komponen investasi tersebut dinamakan investasi bruto yaitu investasi untuk menambah kemampuan memproduksi dalam perekonomian dan mengganti barang modal yang telah didepresiasikan. Apabila investasi bruto dikurangi oleh nilai depresiasi maka akan didapat investasi neto.

b)         Fungsi Investasi
Kurva yang menunjukkan hubungan antara tingkat investasi clan tingkat pendapatan nasional dinamakan fungsi investasi.

Fungsi atau kurva investasi yang sejajar dengan sumbu datar dinamakan investasi otonomi dan fungsi investasi yang semakin tinggi apabila pendapatan nasional meningkat dinamakan investasi terpengaruh (induced investment). Dalam analisa makroekonomi, investasi perusahaan dimisalkan bersifat investasi otonomi. Berikut kurva-nya:


c)         Faktor – faktor yang Menunjukkan Tingkat Investasi
Berbeda dengan rumah tangga yang melakukan konsumsi dengan alasan untuk memenuhi kebutuhannya, penanam-penaman modal melakukan investasi bukan untuk memenuhi kebutuhan mereka tetapi untuk mencari keuntungan. Dengan demikian, besar¬nya keuntungan sangat berpengaruh dalam menentukan tingkat investasi yang akan dilakukan oleh para pengusaha.

Selain untuk memperoleh keuntungan, ada beberapa faktor lain yang menentukan tingkat investasi dalam perekonomian. Beberapa faktor tersebut antara lain sebagai berikut:
1.      Tingkat keuntungan investasi yang akan diperoleh.
2.      Tingkat bunga.
3.      Ramalan mengenai keadaan ekonomi di masa depan.
4.      Kemajuan teknologi.
5.      Tingkat pendapatan nasional dan perubahan-perubahannya.
6.      Keuntungan yang diperoleh perusahaan - perusahaan
d)         Tingkat Pengembalian Modal
Untuk menentukan apakah suatu investasi merupakan kegiatan yang menguntungkan atau merugikan dapat dilakukan dengan menghitung tingkat pengembalian modal dari investasi tersebut.

Tingkat pengembalian modal dinyatakan dalam persen dan ia menggambarkan tingkat keuntungan per tahun dari modal yang diinvestasikan.

Untuk itu tingkat pengembalian modal dapat dihitung dengan rumus:
e)         Efisiensi Modal Marginal
Efisiensi modal marjinal (marginal efficiency of capital) adalah suatu kurva yang menurjukkan hubungan antara tingkat pengembalian modal dan jumlah modal yang akan diinvestasikan.
f)         Tingkat Bunga dan Tingkat Investasi
Untuk mengetahui berapa jumlah investasi dalam suatu pereko¬nomian belumlah bisa terjawab jika hanya menggunakan kurva MEI saja. Untuk itu perlu instrumen lain yang turut mempengaruhi tingkat investasi yaitu tingkat suku bunga. Apabila tingkat bunga lebih tinggi dari tingkat pengembalian modal, investasi yang direncanakan tidaklah menguntungkan.

Keseimbangan dalam perekonomian 2 sektor
Pada perekonomian 2 sektor ini keseimbangan akan terjadi apabila:
1.      Y = C + I , yaitu pendapatan nasional sama dengan konsumsi ditambah investasi. Pada persamaan ini pengeluaran agregat (C+I) sama dengan penawaran agregat.
2.      I = S , yaitu investasi sama dengan tabungan
Pendekatan Al jabar untuk menentukan Keseimbangan:
Contoh:
Fungsi konsumsi rumah tangga adalah C= 90 + 0,75Y, sedangkan fungsi Investasi adalah I = 120. maka tingkat pendapatan nasional pada keseimbangan adalah
Y = C + I
Y = 90 + 0,75Y + 120
Y – 0,75Y = 210
0,25Y = 210
Y = 210/0,25
Y = 840

Dengan menggunakan persamaan yang ke dua, yaitu S=I, tingkat pendapatan nasional pada keseimbangan adalah:

S = I
-90 + 0,25Y = 120
0,25Y = 210
Y = 210/0,25
Y = 840
Perekonomian 3 Sektor
Yang dimaksud dengan perekonomian tiga sektor adalah perekonomian yang terdiri dari sektor rumah tangga, perusahaan dan kegiatan pemerintah. Ini berarti bahwa perekonomian ini tidak terdapat perdagangan luar negeri (X-M). Sumber pendapatan yang diperoleh rumah tanggga adalah dari perusahaan berupah gaji, upah sewa, bunga dan keuntungan adalah sama nilainya dengan pendapatan nasional.


Angka Pengganda Perekonomian 3 Sektor


Perekonomian 4 Sektor









Kesimpulan
  1. Fungsi konsumsi adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan di antara tingkat konsumsi rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan nasional (pendapatan disposibel) perekonomian tersebut.
  2. Fungsi tabungan adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan di antara tingkat tabungan rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan nasional (pendapatan disposibel) pe ekonomian tersebut.
  3. Fungsi konsumsi adalah sebagai berikut, C = a + bYd
  4. Fungsi tabungan adalah sebagai berikut; Yd= C+ S; Yd = (a + bYd) + S; S= -a + (1 - b)Y
  5. Faktor-faktor yang menentukan tingkat konsumsi dan tabungan adalah pendapatan rumah tangga, kekayaan yang telah terkumpul, tingkat bunga, sikap berhemat, keadaan perekonomian, distribusi pendapatan, dan tersedia tidaknya dana pensiun yang mencukupi.
  6. Investasi merupakan komponen pengeluaran terbesar kedua setelah konsumsi. Pembelanjaan investasi dipengaruhi oleh motif profit.
  7. Untuk menentukan keputusan pengeluaran investasi, besarnya tingkat suku bunga yang merupakan biaya investasi harus dibandingkan dengan besarnya hasil yang diharapkan (rate of return)
  8. Kurva permintaan investasi bentuknya berlereng menurun dari kiri atas kekanan bawah atau berlereng negative.
  9. Permintaan investasi merupakan  fungsi dari suku bunga dan hubungan kedua variable tersebut merupakan hubungan yang negative.









No comments:

Post a Comment